Pelajaran yang tak mudah. Seperti sulitnya aku melupakanmu.
Kau tahu? Aku malas berhitung. Semacam harus kembali lagi mengalikan kebahagiaan kita yang terlanjur menua dengan angka-angka duka.
Belum lagi harus kuhadapi bilangan-bilangan tangen. Ah, manakutahu! Yang kutahu hanya kangen.
Aku butuh semacam guru, agar dapat mengerti kembali bagaimana menjumlahkan bahagia, mengurangi duka, atau membagi cinta.
Siapa lagi guruku selain kau, pemilik segala angka kegundahan dalam hitungan penantianku?