Minggu, 02 Juni 2013

Sajak untuk Tuan Tikus Got

O, Tuan tikus got
berapa keratan buku-buku hukum negara kau ambisikan usai?
Buncit perutmu hasil mangsaan
dari arta rakyat jelata

Lalu, Tuan tikus got
apa kabar jeritan nyeri negara?
Kau tuli
atau berpura-pura tuli?

Malah kau ajak kupu-kupu
bermalam denganmu
Nafsu bejatmu kau jajakan
dengan tarian uang sekapan

O, Tuan tikus got
harum negara kau busukkan
Kemeja wangimu
penuh noda tak terlihat

Laknat!



Batam, 31 Mei 2013

Sabtu, 01 Juni 2013

Hidangan Luka

Mari ke pasar
banyak ingatan-ingatan segar
yang dijajakan nelayan
sepulang dari pencaharian

Jangan lupa beli penyedap rasa
untuk mempermanis kenangan
agar dapat merupa-rupa
sebuah kehilangan

Mari kita pulang
dengan sekantung asa
serta angan
yang merekat di genggaman

-

Lalu
bentangkan permadani
sebagai alas untuk menikmati nyalang sepi
yang sebentar lagi padam

Semangkuk kenang
juga secangkir lebam
kini siap dihidangkan
di samping perapian angan

Lezat, bukan?
Sebut ini, luka yang membahagiakan.



Kolaborasi bersama @putrirmdhnis

Selasa, 09 April 2013

Menulis Itu Menumbuhkan

Menulis itu menumbuhkan.
Ya.. menulis itu menumbuhkan, sama seperti halnya proses pertumbuhan kita. Perlu belajar merangkak, untuk dapat berjalan.
Mengapa begitu? Karena menurutku, sebuah tulisan juga butuh proses belajar untuk menuai hasil tulisan yang baik.

Menulis itu menumbuhkan.
Sama seperti halnya seorang petani yang menanam bibit padi, buah-buahan, dan lain-lain. Dalam proses menulis, aku sendiri menganggap diriku adalah seorang petani. Aku menanam bibit-bibit pengetahuan, ingatan, serta imajinasi di kepala sendiri.

Semua yang kukatakan di atas, memang pernah kualami. Dulu, sejak SMP, aku sudah suka menulis. Namun, tulisanku dapat dikatakan "tulisan kacangan" saja, semacam curhatan-curhatan tak penting. Namun seperti yang kukatakan, semua butuh proses, bukan?
Tanpa putus asa, aku pun mencari orang-orang yang mau mengajariku menulis. Cacian demi cacian juga tak jarang kudapatkan. Tapi, bukankah sebuah cacian juga adalah sebuah pertumbuhan?
Ya, kata temanku "pujian adalah musibah, kritikan adalah anugerah". Menurutku, itu benar adanya.. sebab ketika tulisan kita sudah dikatakan "bagus", maka kita akan merasa puas hanya di situ, dan tulisan kita tidak akan bisa tumbuh menjadi lebih baik lagi.

Sebuah pujian, membuat tulisan kita menjadi cacat kaki, yang hanya bisa duduk dan berpasrah diri pada keadaan. Berbeda dengan halnya cacian. Sebuah cacian, adalah upaya tulisan kita yang sedang berusaha mendaki puncak gunung tertinggi.. pantang menyerah melewati berbagai rintangan hingga akhirnya kita sampai pada puncaknya. Sebuah proses yang sulit? Memang. Namun, ketika kita berhasil sampai di puncak gunung, bukankah itu adalah sebuah kepuasan yang tak terhingga?

Jadi, menulislah.. karena menulis itu menumbuhkan.

Sabtu, 23 Maret 2013

Ajari Aku Caranya Berhitung

Ah, matematika!
Pelajaran yang tak mudah. Seperti sulitnya aku melupakanmu.
Kau tahu? Aku malas berhitung. Semacam harus kembali lagi mengalikan kebahagiaan kita yang terlanjur menua dengan angka-angka duka. 
Belum lagi harus kuhadapi bilangan-bilangan tangen. Ah, manakutahu! Yang kutahu hanya kangen.
Aku butuh semacam guru, agar dapat mengerti kembali bagaimana menjumlahkan bahagia, mengurangi duka, atau membagi cinta.
Siapa lagi guruku selain kau, pemilik segala angka kegundahan dalam hitungan penantianku?

Rindu di Balik Pintu

Aku memberanikan diri menarik lagi tuas gagang pintu 
yang lama kuabaikan, tak tersentuh tangan. 

Di baliknya, rindu berkerumun
menggumuli tubuh sepi ini. 

Renyah menertawakanku pasrah pada enyah.
Kejam menghantam tubuhku hingga lebam.

Bangsat-bangsat yang membuatku jatuh terkapar.
Menggelepar.

Anjing! 
Aku tak mampu berdiri.

Wahai, Puan sang ratu rindu.. aku menyerah.
Hatiku sudah kau buat redam.

Jumat, 18 Januari 2013

"Mungkin.. ini yang kamu inginkan (Part I)."

Dear, Viona:

Hai, sayang.. apa kabar?
Kamu masih sibuk? Ya sudah, tidak apa-apa.. aku dapat mengerti itu. Maaf jika aku sedikit mengganggu kesibukanmu. Aku hanya meminta waktumu sedikit, sekadar memintamu untuk membaca suratku ini.

Sayang.. apa dulu kamu masih ingat ketika kita baru berkenalan? Waktu itu, kamu menuliskan sebuah sajak pendek di Personal Messages pada Smartphone-mu, dan saat itu.. dengan sigap aku langsung bergegas membalas sajakmu itu. Dari situ, kita mulai berbalas sajak dengan sangat seru, hingga pagi, hingga kita lupa waktu, sampai pada akhirnya aku memilih menyerah untuk membalas sajakmu. Kamu masih ingat itu, sayang? Ah.. semua ingatan itu masih melekat erat di kepalaku hingga saat ini.

Setelah lelah berbalas sajak, aku mengajakmu berkenalan dan lalu kita mengobrol panjang lebar tentang kebiasaan kita. Jujur.. saat itu, aku merasa sangat nyaman denganmu. Entahlah.. mungkin ini benar-benar terlihat sangat konyol. Kita belum saling bersua, belum saling mendengar suara, namun aku benar-benar merasa nyaman denganmu. Detik itu, aku mengucap syukur kepada Tuhan, sepertinya aku menemukan seseorang yang membuatku nyaman setelah dua tahun lalu aku sendiri tanpa berpendamping. Aku merasa.. kamulah jodoh yang dititipkan oleh Tuhan kepadaku.
Tapi.. sayang sekali kita belum pernah dipertemukan, karena tingkah laku jarak yang sangat jahat. Ya, aku berada di kota Batam, dan kamu berada di kota Jakarta.
Kamu tahu, besar sekali rasa inginku mengunjungimu ke kota Jakarta, yang katanya kota macet, dan sama sekali bukan kotaku itu. Tapi.. aku ini bukanlah sosok orang yang mudah menyerah begitu saja. Aku mulai berfikir, apa yang harus kulakukan sekarang ini? Apa aku hanya akan diam begini saja? Tidak.

Alhamdulillah.. Tuhan memberiku jalan agar dapat mengunjungi kotamu itu. Aku diberi job menulis dengan bayaran yang lumayan. Ya, memang tak cukup besar bayaran yang diberikan untukku.. masih belum cukup untuk membeli tiket pesawat untuk mengunjungi kotamu. Namun tak apalah.. aku coba bersabar, mungkin saja esok hari Tuhan akan memberiku rezeki lagi agar dapat mengunjungimu.
Aku berfikir dan terus berfikir, bagaimana caranya agar aku dapat membeli tiket pesawat yang seharga Rp. 460.000 itu? Oh ya.. aku masih punya sedikit sisa uang tabungan. Detik itu juga, aku langsung bergegas pergi ke ATM, dan mengambil uang Rp. 150.000.. sisa uang tabunganku. Tak megapalah tabunganku tak lagi bersisa, yang ada di benakku.. hanya dirimu, dirimu, dan dirimu.

Kamu ingat, aku sama sekali tak memberimu kabar lewat smartphone-ku selama dua hari penuh, dan kemudian kamu mulai menanyakanku.

"Ren.. kamu ke mana sih? Kenapa gak pernah ada kabar lagi sekarang?"

Aku terkejut. Ya, aku terkejut mendapat pesan darimu.. karena baru kali itulah kamu mulai menghubungiku terlebih dahulu.

"Aku lagi sibuk, maaf ya Vi belum sempat ngasih kamu kabar," jawabku

"Ya setidaknya kamu kasih kabarlah kalau kamu sibuk. Udah dua hari ini kamu gak pernah ada kabar ke aku. Ngeselin banget!" jawabmu dengan nada yang sepertinya sangat kesal karena tak ada kabar dariku selama dua hari.

Hei.. apa kamu tahu? Aku bukan hanya senang, tapi jantungku juga berdetak kencang. Aku tak menyangka kamu semarah itu jika tak mendapat kabar dariku. Aku senang. Sangat senang. Aku semakin ingin cepat-cepat mengumpulkan uang agar dapat menemuimu.

Rabu, 16 Januari 2013

Tentang TIGA PERAYAAN

Halo, teman-teman.. apa kabar, kalian?
Kesibukan yang membludak jadi ngebuat aku jadi jarang ngeblog lagi. Iya, aku ini terlalu sibuk, dan waktuku   sama sekali ga bisa dipakai buat ngeblog terus-terusan. Bukannya aku sombong dan sok sibuk, tapi aku sibuk beneran. Aku sering dipanggil ke istana presiden. Bahkan hampir setiap hari aku dipanggil ke istana presiden. Iya, aku disuruh SEDOT WC Pak SBY. Nyesek? Emang.

Tapi di kesempatan kali ini, mumpung dikasih cuti sama Pak SBY, aku mau memanfaatkan waktu yang sangat langka ini buat ngeblog. Untuk sekadar ngasih sedikit info buat kalian.  Aku mau sedikit ngasih bocoran tentang isi yang ada di dalam buku TIGA PERAYAAN kepunyaanku bersama dua orang penulis hebat asal Jakarta dan Surabaya.
Mau tau sedikit isi tentang buku TIGA PERAYAAN? Yuk, cekidot!



  • Jadi, TIGA PERAYAAN ini adalah sebuah buku antologi karya aku bersama dua orang penulis hebat yang berbeda kota. Mereka adalah Latifa Amalia Sagitta Syahril (@penakecil) dari Jakarta, dan Pratiwi Herdianti Putri (@pratiwihputri) dari Surabaya.
  • Buku TIGA PERAYAAN ini terbagi dalam 3 BAB: Pertemuan, pengkhianatan, dan penyesalan. Di setiap BAB-nya diawali dengan cerpen.
  • TIGA PERAYAAN ini menceritakan tentang kisah hubungan jarak jauh, atau yang sering disebut dengan Long Distance Relationship (LDR). Juga tentang orang ketiga yang masuk ke dalam suatu hubungan sepasang kekasih.
  • TIGA PERAYAAN juga menyajikan bacaan ketika sedang merasakan indahnya jatuh cinta, sakitnya diselingkuhin, dan sedihnya menyesal di akhir.
  • Buku TIGA PERAYAAN ini bisa mengajarkan kita untuk mencintai seseorang dengan sepenuh hati, jangan disia-siakan. Selain itu, buku ini juga bisa mengajarkan kita untuk berpikir sebelum berbuat, agar nantinya ga ada yang namanya penyesalan.



Nah.. begitulah kira-kira isi yang ada di dalam buku TIGA PERAYAAN karyaku bersama dua orang temanku.

"Kok sedikit sih?"

Ya iyalah sedikit. Kalau aku kasih tau semua isi dalam bukunya, nanti siapa yang penasaran? Siapa yang mau beli? Hih.
Gimana? Penasaran dengan cerita di dalamnya? Ayo.. langsung dipesan, teman-teman. Harganya cuma Rp. 37.000 kok.
Kalau masih ada yang mau nanya-nanya soal buku TIGA PERAYAAN, langsung mention ke akun twitterku (@satriasyahputra) aja ya. Ditunggu orderannya, ya? Ada bonus tanda tangan beserta foto mantan loh...



Sekian dan terima pelukan.


"Tidak apa-apa, asal kamu suka."

Sayang, aku belum mendengar kabar darimu satu minggu ini. Kamu bukannya menghilang, aku tahu. Kamu hanya tidak mencariku. Katamu, untuk apa dicari karena kamu tahu aku tidak pergi ke mana-mana. Ya, aku masih di sini.
Sayang, saat kamu datang bukan karena rindu. Mungkin kamu hanya sedang ingin dibutuhkan. Tidak apa-apa, asal kamu suka.
Sayang, ini Desember. Bulanmu, dan bulannya hujan. Jika ingin bermain air, kau tinggal membuat banjir di mataku. Bisa hanya dengan diammu yang beku. Tidak apa-apa, asal kamu suka.
Sayang, yang sedang kau jadikan tempat bermain-main ini, hatiku. Kau tahu? Tidak apa-apa, asal kamu suka.
Jadi sayang, tahukah kamu? Aku tidak pernah memaksakan diri untuk menjadi seperti yang kamu suka agar kamu bertahan. Aku hanya berusaha membuatmu tinggal dengan nyaman. Beritahu aku jika aku tak lagi menjadi alasan bahagiamu, jika sakitku bahkan tak mampu menjadi penyebab sedihmu, jika menurutmu aku tak perlu lagi lebih lama tinggal.
“Aku tidak apa-apa.. asal kamu suka.”

- Puisi kepunyaan Annisa Ayu.

Senin, 14 Januari 2013

TIGA PERAYAAN




"...Aku menggantungkan harapan juga masa depanku pada namamu..."

Satu... Dua... Tiga...

Mari kita rayakan!

AKAN SEGERA TERBIT BUKU ANTOLOGI PUISI "TIGA PERAYAAN"



Ini adalah sebuah buku gabungan cerpen dan puisi hasil karya 3 penulis dari kota yang berbeda, di antaranya Latifa Amalia Sagitta Syahril (@penakecil) dari Jakarta, Satria Julio Syahputra (@satriasyahputra) dari Batam, dan Pratiwi Herdianti Putri (@pratiwihputri) dari Surabaya.

Judul Buku : TIGA PERAYAAN
Penerbit : Indie Book Corner
Tahun terbit : 2012
Tebal halaman : ± 130 halaman

Harga : Rp. 37.000 (belum termasuk ongkos kirim)



Info Pemesanan:
SMS: 08127011532
PIN : 275C6D75
Twitter : @satriasyahputra