Nona, ingatkah kau pada waktu itu?
Ketika awal berjumpa, mata kita saling bertatap tajam. Bagai dihampiri ribuan peri yang datang dengan ramah, menabur benih-benih cinta pada hatiku yang kelabu.
Membawa cahaya, menerangi hatiku yang hampir redup.
Ingatkah kau, di hari ketujuhbelas bulan Agustus lalu?
Saat aku mengetuk bilik hatimu, penuh asa untuk sekedar berteduh di situ.
Bahagia tak tertara, ketika kau berkata bahwa kau pun mencintaiku. Tak kusangka kau sambut perasaanku.
Semua terasa bagaikan mimpi. Sungguh!
Seiring berjalannya waktu, tak terasa 5 tahun sudah kita merajut cinta. Bersama menunggangi peraduan hati mengarungi lautan asmara.
Seiring berjalannya waktu pula, tak habis pikir kau masih mengizinkanku untuk jaga tulus hatimu.
"HAPPY ANNIVERSARY, BODOH!"
Begitulah ucapku padamu saat usia cinta kita semakin menua.
Sayang, keindahan itu kini telah memudar padam, seiring bayangmu yang kian menjauh. Hanya sisa kenangan ini saja yang terus kupuja tanpa ada batas kesudahannya.
Maaf jika kuukir luka baru yang sulit mengering, bahkan makin membusuk.
Bernanah, dan tak tahu kapan akan sembuh.
Maaf pula, Sayang, karena aku tak mampu menghadirkan ramuan itu; ramuan penghilang pilu luka hatimu.
Demi Tuhan, aku masih mencintaimu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar